Rasa sakit hati melumpuhkan seseorang untuk mencapai tujuan hidup yang mulia yang bermanfaat bagi orang lain dan bagi dirinya sendiri. Rasa sakit hati membawa individu kepada keegoisan dan hidup yang tidak penuh makna.
Wajarkah manusia sakit hati?
Iya. Kejadian yang dialami manusia, entah itu penolakan dari orang yang dikasihi, kegagalan atau pengalaman yang lain dapat mengarahkan orang kepada rasa sakit hati. Hal itu manusiawi. Namun yang penting adalah bukan bagaimana bentuk sakit hati dan seberapa besar sakit hati itu dirasakan tapi bagaimana seseorang berespon terhadap rasa sakit tersebut.
Apa yang menjadi sumber dari rasa sakit hati?
Dasarnya, manusia bisa untuk tidak mengalami rasa sakit hati. Masalahnya lingkungan dimana kita berada merupakan pemicu untuk berkembangnya rasa sakit hati itu sendiri. Rasa sakit hati di awali oleh kekecewaan kita sebagai individu atas perilaku, entah verbal maupun non verbal orang lain. Sebabnya adalah, perilaku itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan dan pikirkan. Kita berharap dengan menjadi baik pada orang lain, entah pasangan, rekan kerja, anak, atau siapapun maka mereka pun akan baik kepada kita. Sebenarnya tidak seperti itu. Kita tidak bisa membuat orang lain berpikir dan bertindak sama dengan apa yang kita pikirkan dan lakukan sehingga bukanlah tidak mungkin orang lain dapat dengan mudah mengoyak ketenangan jiwa kita. Sedikit saja perilaku muncul, hal itu akan dengan mudah mempengaruhi keseimbangan kita sebagai pribadi.
Lalu bagaimana? Sama halnya saat kita mencintai seseorang, rasa sakit hati pun merupakan sebuah keputusan, apakah kita mau menjadi sakit hati terhadap orang lain atau tidak. Lingkungan atau orang lain hanya lebih bertindak sebagai pemicu sedangkan rasa sakit hati itu merupakan respon setelah kita melakukan evaluasi terhadap perilaku orang lain.
Sakit hati yang di berlakukan secara terus menerus akan mengendap dan menimbulkan kebencian, rasa dendam terhadap orang yang telah menyakiti hati kita sehingga sulit untuk membendung diri kita mengutuk mereka agar mereka tidak berbahagia. Sangat sulit, bahkan merupakan hal yang sepertinya tidak mungkin terjadi, kita bisa mendoakan mereka supaya mereka berbahagia dan tidak merasakan rasa sakit yang kita alami oleh karena perilaku mereka. Sekarang jujurlah bahwa kebencian merusak kebahagiaan kita. Kebencian merusak ketenangan jiwa kita.
Haruskah tinggal dan memendam rasa sakit hati?
Siapapun didunia ini, tidak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Setiap orang, entah miskin atau kaya, entah pintar atau bodoh, siapapun mereka selalu ingin hidup dengan bahagia. Dan salah satu bentuk kebahagiaan dapat tercipta dengan meredam rasa sakit hati. Akan selalu ada masanya bahwa manusia akan sakit hati karena itu akan berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan manusia. Tapi, apakah dengan kenyataan yang ada, rasa sakit hati itu mesti tinggal dalam diri kita? Sekali-kali saya katakan tidak. Kita bisa bebas dari rasa sakit hati ini karena dasarnya manusia memiliki kebebasan untuk memilih apakah ia tetap tinggal dalam rasa sakit tersebut atau tidak.
Bagaimana melepaskan rasa sakit hati yang mengendap dalam diri kita?
1. Nyatakanlah dengan jujur bahwa anda sakit hati
Beberapa orang sangat sulit mengakui bahwa dirinya sakit hati. Acapkali manusia menolak keadaan diri yang sebenarnya. Mereka mengingkari hati nurani mereka bahwa mereka sakit hati. Kenyataan bahwa diri mereka sakit hati juga didasari oleh paradigma agama yang melekat pada super ego mereka bahwa sebagai umat Tuhan, manusia tidak boleh merasakan sakit hati. Dasarnya adalah dengan sakit hati maka mereka berdosa. Di gereja dimana saya berkomunitas, banyak saya mendapati bahwa mereka yang disebut orang Kristen, mengalami rasa sakit hati, bahkan terhadap pemimpin gereja mereka sendiri.
Keadaan sakit hati ini akan tenggelam ke dunia bawah sadar dan secara tidak langsung akan mempengaruhi bagaimana mereka akan berperilaku. Mari kita mengamati orang-orang disekitar kita. Apakah anda dapat membedakannya? Jujurlah pada diri anda bahwa sesungguhnya anda memang mengalami rasa sakit itu. Untuk pertama kali memang sulit. Butuh kerendahan hati untuk jujur kepada diri kita sendiri.
Saya membutuhkan waktu dua belas tahun untuk dengan jujur mengakui bahwa saya mengalami sakit hati kepada orang terdekat saya. Sebuah perasaan terluka. Syukur kepada Allah bahwa saya boleh berada ditengah-tengah orang yang dengan kelembutan hati mereka membantu saya untuk menyelami diri saya. Mereka membantu saya untuk mengakui rasa sakit itu. Namun anda tidak perlu menunggu keberadaan orang lain untuk membantu diri anda mengakui bahwa sesungguhnya anda mengalami dendam dan sakit hati. Karena dengan menunggu, perlu waktu lama bagi anda untuk membiarkan diri anda menjadi pulih dan berkembang menjadi diri anda sendiri.
Orang lain hanya merupakan sarana, dan keberadaan orang lain ditengah-tengah saya merupakan keadaan yang cukup jarang terjadi. Jadi, ambillah keputusan sekarang. Akui bahwa anda memang sakit hati, entah pengalaman akibat perlakuan orang tua anda, rekan kerja, pasangan anda atau pemimpin anda. Katika saya belajar mengakui bahwa saya sakit hati, saya meneriakkannya keras-keras dalam sebuah ruangan yang kebetulan kosong sampai saya kemudian tidak mau mendengarnya lagi. Mungkin ini bisa diterapkan kepada diri anda juga.
Mungkin hal ini bertentangan bagi beberapa orang dengan pandangan tertentu. Tapi, mari belajar mengakui karena ini adalah awal anda bisa mengampuni mereka yang melukai jiwa anda.
2. Pandanglah bahwa diri anda unik
Berapa persen anda menyadari diri anda bahwa anda memiliki keunikan tersendiri yang hanya dimiliki oleh anda dan tidak dimiliki oleh orang lain? Saya menemukan bahwa kecenderungan orang pada masa ini adalah bahwa diri mereka termasuk kedalam golongan rata-rata. Banyak orang berpikir bahwa apa yang mereka lakukan, kepribadian dan sikap mereka juga dilakukan dan dimiliki orang lain. Sekarang saya akan mengatakan pada anda, apa yang anda dipikirkan tidaklah benar. Bahkan seorang pemimpin pun memiliki kecenderungan yang sama. Kerap kali hal ini dibentuk oleh pengalaman masa lalu, terutama masa lima tahun pertama. Saya juga tidak memungkiri bahwa masa-masa lain pun turut mempengaruhi bagaimana anda menilai diri anda. Kecenderungan itupun dibentuk ketika seorang individu duduk di bangku sekolah. Paham-paham yang ditanamkan disekolah menyamaratakan seseorang dengan orang lain dan acapkali berpatokan dengan angka-angka.
Dulu, saya juga memiliki paradigma yang sama dengan anda. Pengalaman hidup saya membuat saya memandang diri saya tidak memiliki kelebihan apapun dibanding orang lain. Saya memandang diri saya tidak lebih baik dari orang lain. Saya begitu rendah diri! Untuk menjadi pulih, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai saya menemukan jati diri saya sendiri.
Tapi, saya akan menegaskan kepada diri anda sekarang. Dari awal, sejak anda dilahirkan, anda diciptakan sangat unik. Mari masuk kedalam ruangan kosong, berkacalah! Apakah anda menemukan bahwa diri anda memiliki fisik yang sama dengan orang lain? Ini merupakan hal yang sederhana. Tentu saja tidak. Tak satupun orang memiliki kemiripan. Setiap orang berbeda. Entah mereka yang lahir sebagai kembar genetik, bahkan mahluk yang di kloning sekalipun. Dan saya sangat yakin dengan perbedaan ini. Tidak ada satupun di dunia ini tercipta dengan struktur yang sama.
Setelah anda memandang diri anda, apa yang anda dapatkan? Anda menemukan diri anda begitu banyak kekurangan? Mungkin benar, tapi sekarang saya mau meyakinkan anda, kekurangan yang anda miliki bisa menjadi kekuatan diri anda yang sangat luar biasa. Saya akan mengambil contoh seorang tokoh yang mungkin anda kenal. Helen Keller, dengan ketidakmampuannya berbicara, ia menjadi salah satu seorang pembicara dan penulis terkenal didunia. Apakah karena keberuntungan? Sekali-kali tidak. Ini disebabkan karena ia menyadari bahwa dirinya unik, berharga dan berbeda dengan orang lain, dimanapun di dunia ini! Perlu waktu yang lama dan rasa sakit untuk mampu menerima diri bahwa diri kita berharga. Dan saya mau meyakinkan anda sekali lagi bahwa anda diciptakan berharga. Allahpun dari mulanya memandang diri Anda berharga. Oleh sebab itu anda diciptakan menurut gambaranNya. Sekarang adalah keputusan Anda bagaimana memandang diri Anda. Apakah anda akan memandang diri anda bahwa anda berbeda dengan yang lain atau dengan paradigma yang tidak berubah sehingga anda tidak dapat berkembang menjadi diri anda sendiri. Itu terserah anda. Saat saya mengakui dan melihat bahwa saya berbeda dengan orang lain, saya merasakan begitu banyak perubahan yang progresif didalam diri saya. Saya berkembang menjadi orang yang dinamis, mengikuti berbagai kegiatan yang memberi dampak bagi orang lain dan diri sendiri. Saya bisa tersenyum tanpa beban dan ringan membantu orang lain yang membutuhkan saya. Saya menjadi begitu berbeda. Saya lebih yakin dengan diri saya dan kemampuan saya. Bahkan kekurangan saya menjadi kekuatan saya yang saya dapati begitu luar biasa dan memberkati banyak orang. Latar belakang saya dengan status anak istri kedua, membuat saya menjadi lebih peka dengan mereka yang mengalami kejadian yang kurang lebih sama. Saya dapat memberi dukungan dan mendorong mereka untuk memandang diri mereka unik. Bukankah itu hal yang menyenangkan? Anda dan saya adalah orang yang unik dan berharga. Saat anda mampu memandang diri anda berharga, anda akan lebih mampu melihat diri orang lain sebagai pribadi yang unik. Mulailah sekarang dan rasakan perbedaannya.
3. Bergeraklah!
Awal yang bagus untuk memulihkan diri anda dari rasa sakit hati adalah mulai bergerak. Mulailah dengan langkah mengampuni orang lain yang menyakiti hati anda. Saya yakin bahwa anda telah mengetahuinya tapi saya menganggap diri saya perlu untuk mengingatkan diri anda sekali lagi. Mengampuni adalah awal yang sangat baik untuk memulai hari-hari anda dengan rasa tenang yang tidak bersifat sementara. Mengampuni orang lain juga berarti mengampuni diri anda sendiri. Saya menemukan dan beberapa penelitian pun meyakini bahwa banyak penyakit kronis yang dihadapi manusia dewasa ini banyak disebabkan oleh tekanan yang berasal dari dalam diri, dan salah satunya adalah memendam rasa sakit hati. Sakit hati mengakibatkan dendam dan dendam merusak jiwa anda, dan jiwa anda merusak masa depan anda. Salah satu bukti dari akibat rasa sakit hati ini saya temukan dalam diri kerabat saya. Sebut saja Roy, ayah dari lima orang anak. Ia menderita stroke selama sepuluh tahun. Saya baru mengetahui bahwa penyebab utama penyakitnya berasal dari rasa sakit hati kepada anak bungsunya. Ia tidak dapat mengampuni anaknya dan mengusir anak kesayangannya itu dari rumahnya. Ia menderita sakit hati dan rasa bersalah terus menerus sehingga tubuhnya membentuk sistemnya sendiri dengan tidak bekerjanya otot-otot penting. Dan merupakan mukzizat yang luar biasa saat ia mulai bisa bergerak seperti sedia kala saat ia mengambil keputusan untuk mengampuni dan menerima kehadiran anaknya kembali. Bukankah hal yang membahagiakan? Emosi yang berada dalam anda akan mempengaruhi sistem di tubuh anda dan tubuh anda akan mempengaruhi gerak anda. Beberapa waktu yang lalu sayapun mengalami sakit hati pada pasangan saya. Ia meninggalkan saya tanpa saya ketahui penyebabnya dan saya mendapati ia berhubungan dengan orang lain tanpa saya mendapat kepastian sebelumnya mengenai status hubungan kami. Bukankah itu menyakitkan? Selama beberapa lama, saya memendam rasa sakit hati itu dan mengakibatkan aktivitas saya benar-benar terganggu. Saya tidak bisa produktif dan hampir setiap hari saya tidak memperoleh ketenangan. Saya menyimpan dendam sampai akhirnya saya menyadari bahwa hal tersebut akan merusak hari-hari saya dan menghancurkan tujuan yang hendak saya capai. Saya mengambil keputusan untuk mengampuni dia. Sakit. Iya, tapi rasa sakit yang saya dapati membuat saya kembali efektif sebagai seorang manusia. Ingatlah, anda tidak bisa memaksakan diri anda untuk mengikuti apa yang anda kehendaki atau rasakan. Karena setiap orang memiliki kehendak dan kebebasannya sendiri. Yang perlu adalah yakinkan diri anda bahwa keadaan diri anda, anda sendiri yang menentukan. Jangan menunggu orang lain. Putuskanlah dan lakukan untuk kebaikan anda sendiri. Mulailah mengampuni. Ikut sertakan juga Tuhan untuk membantu anda mampu mengampuni orang lain. Saat saya mengampuni pasangan saya dan memberi pandangan yang baru bahwa manusia memiliki kelemahan, saya bisa dengan nyaman melontarkan senyum kepadanya dan hidup saya berubah. Saya menjadi lebih produktif dari diri saya yang dulu. Saya juga lebih mampu menerima dan memahami diri orang lain. Jangan biarkan keadaan, orang maupun barang menjadi penghambat anda menjadi diri anda sendiri.
4. Kenakanlah pakaian yang baru
Rasa sakit hati yang dialami manusia cenderung berlaku secara alamiah dan terus menerus. Sekarang tergantung anda, apakah tinggal dalam sakit hati itu atau mengambil keputusan untuk melangkah mengisi hidup anda dengan hal-hal yang baru. Jangan bohongi diri anda bahwa sakit hati hanya terjadi satu kali selama hidup anda. Selama anda hidup, berhubungan dengan banyak orang, rasa sakit hati suatu kali akan datang mengunjungi anda. Yang terpenting bukan kapan sakit hati itu datang tapi bagaimana anda memiliki mental yang cerdas saat rasa sakit hati itu mengunjungi anda.
Kenakanlah pakaian baru, mulai dorong dan paksa diri anda untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah anda lakukan sebelumnya. Ambillah tindakan konstruktif. Hal ini baik untuk menambah nilai plus dalam diri anda. Mungkin anda bisa berjalan-jalan sendiri atau dengan teman-teman anda, atau rasakan sentuhan lembut udara yang menghampiri diri anda. Rasakan sekeliling anda dengan gaya yang berbeda dengan hari-hari anda. Anda akan melihat bahwa diri anda menjadi lebih hidup.
Merupakan hal yang baik untuk tidak melihat kebelakang, terfokus pada masa lalu anda. Kita tidak hidup untuk masa lalu, juga bukan untuk masa depan. Saya hendak menekankan pada anda bahwa kita hidup untuk saat ini dan hidup yang ada saat ini untuk menggenapi apa yang ada di depan kita.
Berikan apa yang bisa anda berikan pada orang lain saat ini. Jangan menunggu hari esok karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di depan kita.
5. Rayakan kesuksesan anda
Setelah ini apa yang akan anda lakukan? Rayakanlah keberhasilan anda karena anda sudah berhasil mengatasi rasa sakit hati anda dan bersikap positif pada diri anda. Hargailah diri anda atas dasar apa yang sudah anda lakukan, meski yang telah anda lakukan hanya berupa tindakan-tindakan yang sederhana. Belajarlah mengucapkan selamat atas kesuksesan anda sendiri. Jangan mengharapkan penghargaan itu datang dari orang lain. Mulailah dari diri anda.
*Dari artikel sebelah*