Sunday, February 6, 2011

Ketika kita kehilangan...

Ketika kita kehilangan, seberapa mampu kita rela menerima kehilangan?
Ketika kita kehilangan, seberapa mampu kita merelakannya?
Aku tidak bertanya padamu...
Aku bertanya kepada diriku sendiri

Saat aku kehilangan, seberapa sakit aku merasa kehilangan?
Seberapa besar aku mampu merelakan sebuah kehilangan?
Dan seberapa dalam aku menemukan diriku berada dalam titik terendah yang aku ketahui?
Aku kembali bertanya kepada diriku sendiri


Ketika kita kehilangan...
Berapa kali kita mengartikan kehilangan itu sebagai langkah menerima sesuatu yang lebih baik
Berapa sering mengartikan kehilangan sebagai peringatan betapa kita terlalu menyayangi sesuatu melebihi apapun? Melebihi Dia yang tidak pernah meninggalkan kita?
Lagi... Aku bertanya kepada diriku sendiri


Terlalu sering....Aku kehilangan yang terkasih... yang paling berharga ... yang paling aku banggakan
Dan sakit terasa ketika aku kehilangan.
Wajarkah? Iya, kata manusia
Namun semakin aku merasa kehilangan... semakin aku merasa tidak berbahagia...
Semakin aku lari daripada kasih Sang Khalik... semakin aku kehilangan identitasku... semakin aku egois dan mengasihani diri sendiri
Wajarkah aku merasa kehilangan? Wajarkah aku bersedih atas kehilangan? Wajarkah aku larut dalam kehilangan? Atau harusnya aku lari dari kenyataan bahwa aku telah kehilangan?
Ya... Aku bertanya kepada diriku sendiri


Lalu aku berdiam. Tanpa sebuah kata... tanpa celotehan... tanpa ungkapan - ungkapan
Hanya iringan desir semilir angin yang mengartikan keraguan
Apakah aku memanusiakan diriku dengan merasa kehilangan atau membiarkan kehilangan itu dan merelakannya?
Apakah layak aku menetapkan ego dan kehilangan eksistensi sebagai manusia seutuhnya?
Dan aku.... kembali... hanya bertanya pada diriku sendiri


4 Februari 2011