Thursday, August 6, 2015

Alaminya seorang Pendosa

Kalau ditanya siapa yang pernah melakukan dosa (menurut agama masing2) silahkan tunjuk hati. Namun disini saya tidak mau berbicara mengenai dosa vs pahala atau surga vs neraka. Biar itu menjadi bagian para pemuka agama, guru agama, pelayan agama dan orang - orang yang berhubungan dengan agama :).


Beberapa waktu lalu (lagi - lagi) saya mendengar sebuah kotbah di radio mengenai bahwa semua manusia sudah berdosa dan waktunya untuk bertobat. Dan saya yakin banyak orang rasanya sudah mengerti apakah mereka, termasuk saya pernah berbuat dosa. Tentu saja (silahkan baca kitab sucimu dan temukan berapa banyak hal yang dianggap berdosa).

Saya, dengan menyingkirkan simbol dan aturan agama, hanya sebagai pribadi yang terus menerus mencari kebermaknaan sebagai manusia, nyata - nyata sesungguhnya kita semua memang alaminya seorang pendosa (ini lagi - lagi versi saya sendiri). Trus nanti ada yang komentar, "ngga tuh. Saya ngga pernah mencuri, ngga pernah membunuh (kecuali membunuh nyamuk), ngga pernah bohong, ngga pernah dst dst...".

Yakin? Saya sendiri tidak yakin. Karena setiap hari ya saya melakukan dosa. Berdosa kepada diri saya sendiri. Berdosa kepada orang lain. Melakukan sesuatu untuk ke surga setelah meninggal? Apa lagi ini (maaf ini hanya pendapat saya saja). Cari surga or neraka kok jauh - jauh atau menunggu setelah meninggal dulu?

Buat saya (setelah puluhan tahun mengalami dan merenungkan setiap kejadian), dosa atau pahala itu ya dekat sekali; termasuk ketika bekerja, berkomunikasi, makan, minum dll. Ketika saya diberikan perusahaan untuk bekerja 8 jam ya itu artinya benar - benar bekerja. Kalau melakukan diluar pekerjaan selama jam kerja, ya itu dosa. Kenapa? Karena saya sudah mencuri waktu (mencuri dosa juga kan?) saya untuk bekerja efektif dan saya mencuri waktu orang lain untuk selesai pekerjaannya tepat waktu. Saya juga berdosa kepada diri saya ketika saya menuruti kemalasan dan kesenangan pribadi lalu mengabaikan hal - hal yang lebih penting dan bermakna. Atau tidak usah jauh - jauh, berapa sering kita membuang - buang makanan, air yang begitu boros hanya untuk mandi atau menghidupkan mesin di mobil dengan menyalakan ac ketika menunggu di parkiran? Buat saya, ya itu dosa juga. Saya berdosa kepada saudara saya sesama manusia. Saya berdosa membuang makanan ketika begitu banyak orang yang susah makan. Saya berdosa membuang air karena begitu banyak orang yang buat minum saja susah. Saya berdosa kepada tanah saya dan tukang parkir karena saya menambah polusi dan tidak menghemat bensin. Coba saja sebutkan lagi dosa apa saja yang ada? Wah banyak banget.

Atau kalau omongin surga vs neraka, ya sama banyaknya. Saya bisa menciptakan surga buat diri saya sendiri dan orang lain, juga sebaliknya. Saat saya membiarkan orang tidak berkembang dan terbenam dengan kemalasannya, maka saya sedang menciptakan neraka bagi orang tersebut. Atau saat saya memberi dukungan dan semangat atau membimbing orang lain untuk menjadi bisa maka saya sedang menciptakan surga. Ketika saya tersenyum kepada diri saya dan orang lain, maka saya sedang menciptakan surga kepada diri saya sendiri. Ketika saya memuji pasangan saya, maka saya menciptakan surga bagi pasangan saya. Ketika saya memarahi staff kantor karena apa yang mereka tidak tahu, maka saya menciptakan neraka bagi mereka dan saya sendiri. Jadi ya dekat. Saya alaminya seorang pendosa, namun saja juga alaminya membawa surga or neraka ke dunia ini.

So, ketika saya sadar bahwa saya alaminya seorang pendosa, maka saya mendisiplinkan diri saya untuk melakukan apa yang perlu, yang benar dan memberi dampak baik bagi saya dan orang lain. Artinya, ya siap - siap melakukan apa yang sering kali tidak sesuai dengan perasaan kamu saat ini. Hasilnya? Akan kamu rasakan nanti dan akhirnya kita menciptakan surga bagi kita, orang lan dan komunitas kita.

Salam hidup yang berkepenuhan.

7 Agustus 2015