Friday, April 27, 2012

Sudahkah kita mendengar ?

Wah hampir tiga bulan saya tidak menulis di blog ini. Wuihh. Saya terkagum - kagum akan prestasi saya pada blog ini. Tadinya mau komitmen satu entri per hari, eh malah kebablasan jadi nol sampai dengan hari ini. Trus kenapa saya menulis lagi? Saya mikir. Mungkin karena beberapa rekann baik dunia maya dan dunia nyata bertanya kepada saya, "wah kok sekarang blognya dah ga di update ya? Padahal gue seneng loh. Lumayan mencerahkan." Bicaralah kami ditambah dengan segudang alasan kesibukan saya yang sebenarnya ya ga sibuk - sibuk amat karena saya masih bisa leha - leha atau sekedar nongkrong dengan teman - teman.

Terus kenapa saya memutuskan untuk berhenti menulis sementara waktu? Terus apa kaitannya dengan judul tulisan saya hari ini?

Saya berdiam sebentar. Secara pribadi ya karena saya mau ambil waktu sebentar untuk berdiam tanpa catatan. Jadi hanya disimpan didalam folder - folder pikiran saya yang kadang carut marut. Yang kedua, memang saya berhenti menulis untuk 'mendengar' melalui hati, pikiran, perasaan dan indera saya yang mulai sedikit tumpul. Jadi maksudnya mendengar?

Saya tidak tahu anda. Namun apa yang terjadi dengan saya yaitu bahwa saya mulai sedikit budeg dengan apa yang terjadi disekitar saya dan seringkali hilang pendengaran sesaat terhadap hati nurani saya yang diam - diam mau kabur dari bagian jiwa saya. Apakah salah? Saya tidak menilai salah dan benar karena ya masing - masing itu pilihan. Terus? Cuma saya sendiri aja yang mulai sedikit ngabur. Kabur dari kepekaan sampai - sampai ketika  saya berusaha mendengarkan hati saya, nah si hati itu sudah tidak mampu berkata apa - apa lagi. Mungkin karena sering saya bekap mulutnya supaya tidak bersuara dengan alih - alih bahwa logika saya lebih menguntungkan. Atau tidak beda halnya ketika saya secara tidak sadar berusaha membekap suara - suara dilingkungan saya; entah orang terdekat saya, kolega, kendaraan dijalan, protes soal korupsi de el el. Jadilah saya menjadi seorang monster. Kalau saya menyebutnya seperti itu. Bahkan mungkin tanpa saya sadari ada orang - orang dekat saya yang sudah emoh ketemu saya karena cueknya saya.

Anda bagaimana?

Paling enak pake istilah dalam bahasa inggris untuk membedakan: hear dan listen. Mendengarkan yang saya maksud disini adalah listen. Mendengar dengan hati, membaca dengan indera dan memproses dengan pikiran dimana seringkali menjadi sumbang akibat fokus kita kepada tujuan kita masing - masing sehingga lupa kalau masih ada orang lain yang membutuhkan.

Dan saya? Belajar untuk mendengar dan berusaha menutup mulut yang seringkali gatal untuk berceloteh atau sekedar memotong pembicaraan termasuk menghentikan sementara si otak saya yang selalu berpikir dan menganalisa ketika seseorang berbicara.

Sudahkah saya mendengar? Atau jangan - jangan dan lagi - lagi maunya didengarkan?