Mari mencatat kehidupan dalam lembaran - lembaran waktu yang tak terulang
Dalam hening dan penghargaan terhadap sang terang
dan gempita kepada sang gelap
Pernahkah mencerca, pernahkah tertunduk atau pernahkah menunjuk tanda tak bersalah?
Betapa buruknya kita...
Seperti sang nabi dalam rumah lacur atau pengacara dalam rumah judi
Mari mencatat dalam hati seberapa jauh kita berbuat, seberapa jauh menghargai tiap detik
Diantara keluh kesah jaman yang semakin tua
dan riuhnya egosentrisme
Pernahkah merasa paling benar dan orang lain salah?
Betapa sombongnya kita
Merasa ada langit di atas langit namun tak benar paham akan faedah
Aku mencatat setiap waktu harap selalu ada kesempatan
Detik yang tidak berulang dan tak kurasa lagi nafas
Sampai waktu yang dekat itu menghampiri.... sebentar lagi