Wednesday, August 31, 2011

Terusan

Aku mengagumi tanpa syarat dan ibarat, tanpa batas dan tembok
Mencela dalam ringkuh yang kadang tak bersahabat
Melayang bersama angin yang tak bergerak

Aku mencintaimu malu - malu namun kokoh
Bersembunyi di antara terik matahari dan awan - awan
Bergerak perlahan dibalik roh yang melayang

Adakah kayu kan patah atau batu kan berlubang
Adakah air kan mengering dan tanah kan terbelah
Atau adakah panas berubah menjadi dingin?

Aku mengagumi tanpa syarat, tanpa perlu kau sapa
Tanpa perlu kau peduli kepada mata dan telinga
Tanpa percikan yang membuat kita terbangun dan terjaga

Aku mencintai tanpa perlu dipahami
Tanpa tinta yang menari - nari pada kertas
Atau celotehan yang aku sendiri tak mengerti