Monday, January 9, 2012

Sakt Jiwa

Pernah sakit? Sakit badan atau mungkin sakit hati atau yang paling parah sakit jiwa. Maka saya yang pernah mengenyam bangku kuliah psikologi bertanya - tanya sendiri. Apakah mereka yang suka Anda temukan dijalan tidak berpakaian atau yang katanya ada dirumah sakit jiwa itu memang benar - benar sakit jiwa? Atau mungkin sebenarnya hanya sedikit korslet saja dibagian otak tertentu namun sebenarnya jiwanya tetap sehat?

Tunggu dulu Christine. Kataku kepada diriku sendiri. Tergantung bagaimana kamu mendefinisikan yang dimaksud jiwa itu. Saya mengangguk - angguk lagi. Benar juga. Menurut kamus, jiwa itu seluruh kehidupan batin manusia, roh, sesuatu yang menjadi sumber tenaga atau semangat. Jadi kalau orang yang kehilangan semangat, jadilah dia sakit jiwa. Atau mereka yang tidak memiliki kehidupan batin, jadilah ia sakit jiwa. Berarti jangan  - jangan hampir kita semua sakit jiwa?

Atau sebut saja kehidupan yang berjiwa. Kehidupan yang dilandasi alasan tertentu sehingga setiap hari selalu saja ada hal yang baru yang membuat Anda bersemangat untuk melakukan sesuatu yang lebih besar dari hari kemarin. Atau malah Anda hanya melakukan sesuatu itu ya begitu saja? Rutin dan tanpa jiwa. Jadi berhati - hatilah. Jangan - jangan Anda malah mengalami sindrom sakit jiwa. Atau mungkin Anda orang yang saya bisa katakan tinggal dimasa lalu; yang wah, indah, merasa dicintai dibanding beberapa tahun terakhir ini dan akhirnya Anda lupa bahwa kehidupan Anda sebenarnya hari ini dan esok. Jadi saya menyebutnya sindrom sakit jiwa masa lalu.

Atau Anda begitu bekerja dengan kerasnya atau workaholic yang sebenarnya Anda sedang menutupi sakit jiwa Anda? Lari dari kenyataan bahwa Anda memang perlu dipulihkan, entah emosi Anda, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, dsb. Dan Anda merasa diakui melalui kerja keras Anda bukan karena memang Anda mencintai pekerjaan Anda untuk alasan terbesar dalam kehidupan Anda. Jadi, mungkin perlu sedikit berhati - hati ketika kita berada dalam fase ini. Jangan - jangan ya, Anda mulai mengalami sindrom sakit jiwa.

Bila ada seorang psikolog yang membaca tulisan saya dan tidak setuju, ya sah - sah saja. Mungkin definisi kita tentang jiwa berbeda :D.

Maka saya, yang mungkin sedikit 'sakit' (atau jangan - jangan sakit beneran?) bertanya kepada si Pemulih jiwa, bagaimana caranya supaya saya tidak sakit jiwa? Dan Anda tahu jawabnya? Hening sehening - heningnya. Mungkin karena memang bukan pertanyaan yang perlu dijawab atau Dia sudah tahu bahwa sebenarnya saya sudah tahu jawabannya.

Jadi, kalau mungkin saya atau Anda tergila - gila akan sesuatu secara berlebihan; entah kekayaan, kekuasaan, jabatan, karir, pasangan, anak, de el el yang lalu lupa alasan yang esensial akan kehidupan Anda, bersiap - siaplah untuk sakit jiwa :p.