Apakah anda pernah membayangkan apa yang ingin anda capai atau miliki tahun depan, tiga tahun lagi, sepuluh tahun yang akan datang dan seterusnya? Tentu salah seorang yang membaca tulisan ini akan berkata, "untuk apa pusing. Wong masih lama. Asik - asik aja bung". Apakah saya akan menghakimi mereka dengan apa yang mereka yakini? Tentu tidak. Buat saya silahkan saja anda memilih apa yang benar menurut anda. Namun ini yang ingin saya bagi.
Berapa penghasilan anda sebulan saat ini? Seratus ribu? Satu juta? Sepuluh juta? Seratus juta? Apakah anda pernah berkata kepada diri anda bila penghasilan anda lebih banyak dari saat ini, tentu anda akan bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan anda? Tentu saja. Itu wajar saja. Toh saya pernah berpikir yang sama. Tapi apakah dengan semakin besar penghasilan, maka aset atau tabungan anda semakin besar? Kenyataannya, semakin besar penghasilan anda, maka anda akan berusaha menyesuaikan gaya hidup anda dengan penghasilan anda bukan? Bahwa kenyataannya salah seorang rekan saya dengan penghasilannya yang lebih dari lima puluh juta sebulan tetap saja tidak memiliki tabungan, rumah dan harus meminjam ketika salah seorang anaknya dirawat di rumah sakit. Apa saya sedang menghakimi orang lain? Tidak. Ini hanya contoh saja bahwa besarnya penghasilan anda tidak membuat anda lantas bisa memiliki simpanan. Meski memang semakin besar penghasilan anda akan mempengaruhi besarnya nilai yang dapat anda simpan dan anda investasikan.
Apakah anda saat ini seorang pelajar, mahasiswa, pekerja, ibu rumah tangga, pengusaha? Apakah anda sudah merencanakan keuangan anda? Apakah anda memiliki gambaran yang jelas terhadap apa yang ingin anda capai tahun ini, tahun depan, lima tahun lagi dan seterusnya?
Misalnya begini. Bila saat ini usia anda adalah 21 tahun dan anda memiliki rencana untuk membuka usaha pada tahun 2016 lalu anda akan menikah tiga tahun kemudian, kira - kira berapa yang anda perlukan untuk mencapai yang anda inginkan tersebut? Bagaimana cara mencapainya? Baru terpikir? Atau anda akan berpikir jalan pintas dengan meminjam uang ke bank dengan pinjaman multi guna nya? Atau bagaimana?
Saya percaya bahwa salah satu cara menjadi bijak adalah ketika kita mampu mendisiplinkan diri kita dan salah satunya dengan mengelola keuangan kita. Lalu bagaimana caranya?
Orang tua saya memiliki nilai begini: Bila ingin maju, maka kamu harus berusaha dengan keringatmu sendiri. Maka jadilah saya tidak mendapatkan uang saku untuk kuliah saya, termasuk spp dan buku - buku. Nah loh? Terus bagaimana? Karena saya tahu tujuan yang ingin saya capai pada usia 30 tahun, maka ini yang saya lakukan. Saya mengajar dan bekerja lepasan. Target saya adalah saya harus memiliki penghasilan 1.5 juta rupiah sebulan yang harus saya bagi menjadi : uang spp, uang transport kuliah, uang untuk akitivitas sosial, untuk tabungan saya, investasi, keperluan mendadak, perpuluhan dan hadiah untuk orang tua saya sepuluh tahun lagi, termasuk biaya menikah saya :p. Terus bagaimana saya membaginya?
Pertama saya membaginya untuk pos yang tidak boleh dikurangi. Wajib, kudu harus.
- 10% perpuluhan = Rp 150,000 (tentu saja ini harus didahulukan sebelum saya memasukkan pos pengeluaran saya yang lain)
- 10% tabungan keperluan mendadak = Rp 150,000
- 15% investasi untuk usaha saya = Rp 300,000
- 10% tabungan lain - lain = Rp 150,000
Maka totalnya adalah Rp 750,000. Kedua adalah pos pengeluaran, terdiri atas :
- Rp 75,000 untuk uang SPP yang dikumpulkan selama 6 bulan untuk pembayaran SPP berikutnya
- Rp 120,000 untuk transport rumah - kampus - rumah
- Rp 55,000 untuk gerakan orang tua asuh
- Rp 80,000 untuk aktivitas sosial
- Rp 100,000 untuk pembelian buku, fotokopi diktat, dll
- Rp 200,000 untuk orang tua
- Rp 120,000 untuk biaya tidak terduga
Ok, saya sudah selesai merencanakan, maka selanjutnya adalah eksekusi. Selama perjalanan, tentu ada saja yang membuat rencana menjadi meleset sehingga saya memerlukan rencana tambahan. Untuk antisipasi itu terjadi maka ini yang saya lakukan :
- Mencari beasiswa yang bisa membayar uang SPP saya sehingga saya bisa menyimpan uang yang seharusnya saya gunakan untuk membayar spp
- Mencari tambahan dengan menjual makanan, produk kreatif sampai membantu ibu saya memberi layanan katering supaya diberi uang saku
- Menulis tentu saja. Membuat cerpen adalah salah satu pasive income yang lumayan buat seorang mahasiswa
Tentu saja dibalik semuanya itu. Disiplin, disiplin dan disiplin. Dan tentu saja, saya sekarang mulai menuai apa yang sudah saya tabur dan penghargaan atas harga yang saya bayar di awal.
Mau memulai? Sekarang yuk.
Gambatte!