Tuesday, November 1, 2011

Gagal itu biasa

Bila anda gagal atas apa yang anda lakukan hari ini, itu biasa. Karena kegagalan sebenarnya bukan awal kejatuhan anda tapi awal dari sebuah kesuksesan anda memenangkan kehidupan.

Apakah kalimat di atas dianggap slogan konyol yang berusaha menghibur diri atau biar terkesan saya adalah orang yang positif? Sama sekali tidak. Kenapa? Saya sedikit menertawakan diri saya. Kalau saya hitung - hitung rasanya banyak sekali kegagalan yang sudah saya buat. Ya kegagalan dalam berbisnis, kegagalan berhubungan dengan orang lain, kegagalan untuk mencapai tujuan saya, kegagalan mencintai, kegagalan mengampuni, kegagalan untuk tidak sombong dan banyak kegagalan yang lain. Bila saya hitung, rasanya saya malu karena ternyata kehidupan saya jauh dari sempurna.

Lalu seorang teman saya pernah nyeletuk. Gagal kok seneng? Dimana - mana sukses itu yang bikin seneng. Trus saya? Seperti biasa. Tertawa saja. Mungkin karena saya menikmati momen dimana saya menghargai kegagalan saya. Karena saat saya gagal, saya jadi tahu kalau apa yang saya lakukan itu tidak tepat, tidak benar, kurang strategis, kurang berhitung, terlalu optimis, dan seterusnya. Karena saat saya gagal, saya jadi lebih tahu diri bahwa manusia tidak selalu di atas, bahwa di atas langit ya masih ada langit. Saat saya gagal, saya jadi menemukan cara baru yang tidak biasa untuk mencapai kesuksesan saya.

Jadi kalau orang bertanya sukses itu apa menurut versi saya? Maka saya akan menjawab. Sukses buat saya bukan soal menjadi punya banyak uang, punya perusahaan banyak, jadi orang terkenal, saya dihormati dan dihargai atau saya punya sesuatu yang mapan untuk saya banggakan. Sukses buat saya ya ketika saya mampu melalui kegagalan dengan kepala terangkat, bukan menunduk. Sukses buat saya ketika saya menghadapi kegagalan dan saya mampu bangkit kembali. Sukses buat saya adalah ketika saya mampu berlapang dada. Sukses buat saya adalah ketika saya gagal, saya mempunyai sikap yang lebih baik. Sukses buat saya adalah ketika saya gagal, saya berani mencoba kembali. Sukses buat saya ya ketika saya mampu menjadi diri saya apa adanya, tanpa topeng.

So kalau gagal, ya biasa. Coba saja lagi. Kalau gagal membangun usaha dan uang saya habis untuk usaha saya, ya sudah. Maka saya akan mencoba lagi, tidak dengan cara yang sama tentunya. Saya akan mencari bantuan dari orang yang tentunya lebih berpengalaman dari saya.

Kalau saya gagal dalam kehidupan percintaan, ya sudah. Coba lagi. Tentunya dengan cara yang berbeda. Jangan - jangan kita gagal karena terlalu egois untuk memenuhi keinginan dan harapan kita sendiri. Atau mungkin sebenarnya kita belum siap mencintai karena sebenarnya kita belum nyata - nyata mencintai diri kita sendiri.

Kalau saya gagal dalam karir saya. Ya bangkit lagi. Coba lihat peluang yang lain yang sesuai dengan diri saya dan sesuai dengan cita - cita saya.

So? Tidak usah berlebihan terhadap apa yang anda alami. Kalau gagal ya disyukuri karena artinya anda mendapat kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik. Kalau anda sukses, ya disyukuri dengan tidak berlebihan supaya anda tahu bagaimana menghargai hasil kerja keras anda atas sesuatu.

Lalu? Kalau bisa tidak gagal, kenapa harus gagal? Jadi belajarlah dari orang yang pernah gagal supaya anda tidak mengalami kegagalan seperti yang ia alami dan anda akan menghemat waktu anda untuk mencapai sukses anda.

Sisanya? Terserah anda.