Ketika menulis itu tidak lagi menjadi sesuatu yang mudah dilakukan.... Ketika pikiran dan perasaan tidak mengalir seiring untuk menyampaikan pesan - pesan.... atau ketika bibir tidak lagi mampu berucap karena tembok - tembok masa lalu menjadi penghalang untuk merangkai kata hati yang tidak mampu terbuka dalam ingatan...
Ketika senandung tak mampu lagi disuarakan atau ketika telinga tak mampu lagi mendengar seruan dari kejauhan... atau mungkin ketika kekacauan tak lagi terlihat dan menjadi hening... atau ketika gerak langkah waktu dan rutinitas tak memampukan rangkaian cerita sore hari....
Kadang kita harus berkaca kepada cermin diri.... kadang kita harus melepaskan cermin dan maju beberapa langkah ke depan tanpa mengkuatirkan hari esok.... kadang kita harus diam dalam debu dan bercakap - cakap pada sang alam tentang cinta dan harapan....
Ketika mata tak lagi mampu menatap atau memberi harap....ketika tangan tak mampu lagi menguraikan ungkapan kisah seribu malam atau gerimis bulan november... ketika hujan tak mematikan api dan api tak menghangatkan musim dingin.... atau ketika kaki tak lagi berpijak pada alasnya
Kadang kita harus berkaca pada cermin masa lalu... kadang kita harus meninggalkan dan meletakkannya didalam gudang.... kadang kita harus menyematkan cermin yang baru..... kadang kita harus berani melepaskan dan merelakan
Ada tanda - tanda.... Saat semuanya tidak seperti yang kita pikirkan.... ada tanda - tanda. Ketika semuanya harus berjalan menurut kehendak sang alam.... Ada tanda - tanda ketika baiknya tidak lagi berdiri di atas keinginan kita sendiri.... dan ketika tanda - tanda itu hadir.... biar itu menjadi bagian dari senyum atas sebuah keheningan
