Saturday, October 15, 2011

No turning back

Salah seorang sahabat saya pernah mengutip pesan seperti ini, "bila sudah mengambil keputusan, terus melangkah kedepan. No turning back." Mungkin karena saya pribadi yang sedikit reflektif, mulailah saya merenung maksudnya. Apakah salah bila kita "turn back"? Atau ini sudah menjadi slogan umum manusia sebagai pribadi yang pada dasarnya egois dan selalu ingin menjadi pribadi yang mengendalikan?

Jadilah saya ingat salah satu pengalaman seorang teman bijak saya. Begini katanya. Saya ini pernah gagal. Saya gagal dalam perkawinan saya. Saya menceraikannya karena saya merasa sudah tidak ada lagi kecocokan di antara kami. Bila ditanya apakah saya masih mencintainya saat itu, saya tidak tahu. Yang saya ingat adalah perasaan terluka saya dan ego saya. Lalu kami bercerai dan saya, seperti yang kamu tahu. Prinsip saya, ketika sudah memutuskan artinya tidak boleh menengok ke belakang untuk berpikir kembali. Dan saya yakin kamu juga seperti itu. Namun kamu tahu, dalam beberapa hal, tidaklah salah kembali ke sana. Yang tidak boleh kamu lakukan adalah mengulang tindakan yang sama yang membuatmu berada dalam pengalaman tersebut. Saya? Ternyata apa yang terjadi antara saya dan isteri saya antara lain karena keterlibatan saya juga melakukan kesalahan dan saya sombong. Membuang kesalahan kepadanya. Kamu tahu, saya kembali meminta dia menjadi istri saya setelah beberapa tahun kemudian setelah perceraian kami karena ternyata saya mencintainya.

Maka saya berkaca kepada diri saya. Apakah pengalaman saya yang lalu, bagaimana saya berespon dan apakah saya pernah berpikir untuk mengembalikan situasi tertentu? Sepertinya begitu.

Namun perkataan ini yang membuat saya sedikit tersentuh. Kamu tidak bisa mengembalikan cerita yang terjadi di masa lalu. Yang bisa kamu lakukan adalah mengulang masa lalu dengan cerita yang berbeda; dengan sikap dan respon yang benar.

Bagaimana kondisi anda saat ini?

Adakah anda sedang dalam proses perceraian dan berpikir tidak ada jalan kembali lalu menggantinya dengan orang yang baru padahal mungkin cerita yang sama akan terulang selama anda tidak memiliki perilaku dan respon yang benar?

Adakah anda mencintai seseorang dan berhenti mencintainya karena pengalaman yang menyakitkan anda lalu anda berkata sudahlah, move forward. No point return. Padahal jauh dalam hati anda, anda masih mencintainya namun anda menutup kesempatan itu karena takut kembali terluka?

Atau karir anda? Atau hubungan anda dengan orang tua anda? Atau bisnis anda?

Lalu saya masuk kedalam hati saya. Tidak ada salahnya mengulang pengalaman anda, apa yang anda rasakan dimasa lalu yang membahagiakan. Yang terpenting adalah anda tidak kembali kepada perilaku, sikap dan perkataan anda dimasa lalu.

ketika kita mengakui dengan jujur apa yang kita rasakan dalam hati kita kepada diri kita sendiri dan kepada Allah yang mengasihi anda tanpa syarat sesungguhnya anda sedang membebaskan diri anda untuk meraih apa yang anda bawa dalam doa yang anda tidak pahami

Bagaimana respon anda hari ini?