Saturday, June 18, 2011

Apa yang kamu takutkan?

Pernah merasa takut? Mungkin Anda adalah seseorang yang tidak pernah merasa takut. Terapi saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang merasa takut akan banyak hal. Takut kecoa, takut gelap, takut menghadapi orang, takut gagal, takut ditolak, takut dibenci, takut makanan berkabohidrat, takut miskin, dan takut mati, dan takut lainnya. Jujur, rata - rata pasti banyak yang mengalami rasa takut, apapun alasannya.

Seseorang yang cukup saya kenal juga sama, merasa takut terutama ketakutannya ditolak manusia dan takut dikecewakan. Jadilah Ia seperti sekarang ini: senantiasa curiga kepada seseorang yang berusaha dekat denganya atau saking takut gagal menghadapi kehidupan, jadilah Ia seseorang yang terlalu berlebihan menganalisa sesuatu hingga akhirnya Ia tidak melakukan apapun dalam kehidupan ini. Dan aku geleng - geleng kepala. Aku merasa Ia bodoh seperti aku juga menganggap diriku begitu bodohnya karena terlalu takut terhadap situasi yang belum tentu terjadi.

Dan Minggu pagi ini jadilah aku merasa malu. Tidak hanya merasa malu kepada diri sendiri, terapi malu dengan penampilan anak - anak sekolah Minggu. Bagaimana tidak malu, mereka dengan begitu percaya dirinya bernyanyi tanpa perlu mikir apakah suara mereka bagus atau apakah nada yang dinyanyikan sudah tepat atau tidak. Mereka bernyanyi saja, lepas tanpa dibuat - buat. Sama seperti halnya mereka menari dengan ceria tanpa perlu kuatir dikritik betapa kurang kompaknya penampilan mereka. Namun bukan ini yang menjadi catatan saya tetapi bagaimana mereka bertindak dengan berani tanpa harus merasa takut.

Jadilah aku merefleksikan diriku. Berapa sering aku merasa takut dan notabene berkompromi dengan kata "what if?" dan terlalu sering aku memperhatikan dan mengaminkan apa yang dikatakan seseorang tentang sesuatu. Dan yang lebih parah lagi, aku memperhatikan suara - suara yang sudah jelas hanya menjadikan aku makin kerdil dengan jati diri sebagai manusia.

Bukankah seringkali kita seperti itu? Bukan, bukan kita. Lebih tepatnya saya. Mau memulai usaha tapi takut gagal, mau mengejar mimpi tapi takut miskin, mau mencintai tapi takut dikhianati, mau mengabdi buat bangsa tapi taku dicurigai nepotisme, mau jujur tapi takut dimusuhi, mau cerita tapi takut tidak didengarkan, mau jualan tapi takut ditolak, mau kuliah lagi tapi takut ga lulus, dan mau lainnya juga takut lainnya.

Lalu aku, lagi - lagi menegur diriku sendiri. Duh, nduk. Mbok ya sadar jati dirimu sebagai manusia. Kamu itu manusia yang diperlengkapi untuk melakukan banyak hal, kenapa mesti takut? Katanya manusia, katanya senatiasa disertai Allahmu, kenapa harus merasa takut?
Darr. Aku menepuk dahiku. Dan malu.

Jadi apa yang mesti aku takutkan?