Wednesday, June 22, 2011

Hari ini atau besok?

Pernah datang ke sebuah situasi pemakaman? Apa yang Anda rasakan? Atau Anda cuek saja dengan situasi lalu leyeh - leyeh, tidak mau tahu?

Saya.. tidak. Setiap kali saya menerima berita duka dari sahabat, saudara dan kolega, saya seringkali bingung mesti memberikan komentar apa.

Namun ini yang ingin saya ceritakan. Siapa yang tahu kapan berakhirnya kehidupan seseorang? Saya tidak. Anda tidak. Orangtua saya tidak, juga sahabat - sahabat saya. Sama seperti hari ini. lagi muncul pertanyaan, "bila hari ini anda meninggalkan dunia ini, apa yang akan anda katakan kepada dunia atas apa yang telah anda lakukan selama ini?" Saya? Tentu saya tidak mampu menjawabnya.

Bila malam ini atau besok saya meninggal, apa yang telah saya tinggalkan? Berapa banyak tindakan saya yang membahagiakan orang lain atau bahkan menjengkelkan orang lain? Kapan terakhir kali yang memberikan kesempatan seseorang menangis dan bersandar dan saya memberikan penghiburan? Berapa banyak saya sudah memberi sehingga mampu membuat kehidupan orang lain menjadi lebih baik? Siapa yang sudah saya bantu sehingga mereka menjadi lebih terampil? Dan seterusnya. Dan lagi saya tertunduk. Saya tidak tahu jawabannya.

Dari sekian tahun saya hidup, rasanya, pasti lebih tepatnya, saya lebih banyak memikirkan apa yang bisa dunia berikan kepada saya. Berapa banyak uang yang mampu saya hasilkan, seberapa bahagia saya, seberapa makmurnya saya dan saya menjadi egois. Lalu bila saya pergi saat ini, adakah orang akan mengenang saya? Atau mungkin orang akan mengenang saya sebagai orang yang membuat sakit hati, tukang perintah, tidak mau tahu, tidak sadar diri dan lain sebagainya.

Apakah itu catatan lembaran yang ingin aku ciptakan? Lagi.. aku diam. Duhh, sudah setua ini tapi tidak menjadi lebih baik. Apa yang sudah aku tulis dalam buku kehidupan saya? apa yang sudah saya tulis dalam kehidupan orang lain? Apa yang sudah saya tulis dalam kehidupan bangsa ini? Semakin aku bertanya, rasanya semakin tidak siap mati.

Lalu bagaimana? Ya sadar diri saja. Bahwa hidup itu sebentar. Bahwa tiap detik itu berarti untuk sebuah kehidupan yang lebih baik. Lalu berapa banyak detik yang sudah saya curahkan terhadap kehidupan yang lebih baik?

Aku tidak mampu menjawabnya.

21 Juni 2011