Saturday, June 25, 2011

Semaunya sendiri

Berapa banyak dari kita yang senag hidup tanpa diatur dengan berbagai aturan yang menjerat kita. Dari kecil, tentu saja bila Anda menyadarinya, ketika diatur dengan begitu ketatnya, kita cenderung memberontak terhadap aturan yang ada. Entah apapun latar belakang Anda, keluarga atau kepribadian Anda.

Jadi teringat ungkapan seorang rekan beberapa hari lalu. "Christine, lo tuh terlalu kaku. Engga ini, Engga itu. Jalani hidup mengalir aja, kaya gue. Kalau gue suka ya gue lakukan, sebodo amat dengan yang lain. Yang penting gue seneng."

Atau Anda pernah mendengar ungkapan tersebut? Atau mungkin Anda sendiri seperti itu?

Baiklah begini.

Bila Anda ingin kaya dan menjadi kaya dengan mengorbankan orang lain dan Anda seenaknya saja tanpa memikirkannorang lain, Makassar Anda adalah satu dari sekian banyak orang yang semaunya sendiri. Atau bila Anda adalah orang yang mengejar karir atau jabatan lalu tanpa sengaja mengorbankan bawahan Anda atau kolega Anda untuk mendapatkan jabatan tertentu, berarti Anda sedang berlaku seenaknya sendiri. Tidak peduli apakah bawahan Anda merasa bahagia atau tidak dengan pekerjaannya atau terjepit dengan kepimimpinan Anda. Makassar Anda adalah salah satu dari sebagian orang yang seenaknya sendiri.

Atau bila saat ini Anda berhubungan dekat dengan seseorang padahal Anda tahu orang tersebut memiliki pasangan dan orang tersebut disakiti dan dilukai karena keberadaan Anda dengan pasangan Anda lalu Anda tidak peduli dengan orang tersebut dan mengutamakan kesenangan Anda dengannya, berarti anda adalah satu dari sekian banyak orang yang seenaknya sendiri untuk keegoisan Anda.

Saya? Mungkin saya adalah salah satu dari sederetan orang yang seenaknya sendiri. Yang penting saya senang, yang penting saya bahagia. Lalu saya mengorbankan apa yang seharusnya diterima orang lain, saya ambil. Jadilah saya paling egois dan jahat.

Siapa yang mau bersahabat dengan seseorang yang bisa senang sendiri tanpa memperdulikannorang lain.

Saya bertanya