Tuesday, August 23, 2011

Positif atau negatif?

Tadi sore saya digerakkan oleh seorang sahabat tentang status seseorang di sosial media dan komentarnya cukup mempengaruhi saya. Komentarnya begini, "lihat deh status si x. Kalimatnya lebih sering negatif daripada positifnya. Gue males bacanya n g langsung unfollow." Dan saya iseng bertanya kenapa. Jawabannya singkat, "gue ga mau pikiran dan perasaan gue dipengaruhi hal - hal negatif. Nanti lama - lama gue makin mirip kaya dia."
Lalu dia berkomentar lagi, "memang lebih mudah berkomentar dan mencari kelemahan orang lain tapi tidak menyadari bahwa sebenarnya mungkin kita lebih buruk dibanding orang yang kita komentari."

Dan saya tersenyum saja.

Berapa sering informasi - informasi yang masuk dan diterima panca indera kita dan saking begitu seringnya, kita lupa untuk menyaring informasi tersebut dan mengiyakan informasi tersebut tanpa diuji kebenarannya, termasuk kepada diri kita sendiri. Berapa sering kita merasa buruk karena orang lain mengatakan bahwa sifat kita buruk? Atau berapa sering kita memasang benteng ketika seseorang memberi masukan positif namun kita menerimanya secara negatif?

Maka saya merenung. Siapakah orang - orang disekitar saya. Seperti apakah informasi yang masuk dan diterima oleh panca indera saya. Apakah yang membangun dan menguatkan saya atau malah yang menyudutkan dan menjatuhkan saya untuk tidak menjadi lebih baik.

Tahukah anda bahwa orang - orang yang senang terhadap sesuatu akan berkumpul dengan orang - orang yang sama dengan mereka karena itu membuat mereka nyaman? Mengutip istilah seorang guru; ayam berkumpul dengan ayam, babi berkumpul dengan babi, elang berkumpul dengan elang. Dan sahabat saya tadi memilih untuk tidak terlibat menjadi negatif karena ia tahu yang negatif itu tidak akan membuatnya maju. Dan saya acungi jempol atas pilihannya karena tidak semua orang seperti itu. Ada orang yang sudah tahu namun masih terlena dengan negativisme yang dimunculkan dan mengamininya.

Anda sendiri bagaimana?

Saya sendiri akhirnya dan memang sudah saya lakukan. Meng unfollow timelines yang isinya hanya komplain, membuat benteng atau sekedar unek - unek yang negatif tentang seseorang. Buat saya, cukuplah berpusing - pusing mendengar nazarudin dan teman - temannya. Sedang jiwa dan pikiran saya?

Maka saya memilih sahabat - sahabat yang saling membangun dan menguatkan serta mengasah saya untuk menjadi manusia yang lebih baik, bukan dengan orang - orang yang sedikit terlena, mengangkat - angkat saya lalu menjatuhkan disaat mereka kecewa terhadap sikap saya.

Saya juga memilih untuk tidak mengomentari perilaku seseorang terhadap orang lain karena mungkin saya tidak lebih baik dari orang tersebut dan masing - masing pribadi bertanggung jawab terhadap pribadinya masing - masing, bukan terhadap saya atau anda. Jadi mengapa harus menghakimi orang lain?

Sikap anda? Silahkan memilih saja. Itu tanggung jawab anda pribadi.